Kamis, 25 September 2008

Selasa, 23 September 2008

Belajar dari sebuah kisah....

Langit malam terlihat cerah dengan bintang-bintang bertaburan. Semilir angin yang lembut tak pernah membuat ia mengantuk. Wah....pasti tidak. Ini kan jam kerja (“,). Jala sudah di tebarkan. Bersama rekan-rekannya yang tidak pernah mengecap bangku sekolah, ia sudah sangat lama menekuni karir nelayannya. Memang mereka pernah duduk bersama berkelakar tentang masa depan. Tapi, apa yang dapat dimimpikan di masa yang sulit ini? Paling-paling menangkap lebih banyak ikan, dan berharap petugas pajak tidak memeras mereka. Ia bukan siapa-siapa.Bahkan kosakata yang sopanpun, ia tidak punya. Ia tidak terpelajar. Apalagi punya pengetahuan tentang Allah.

Segalanya jadi berubah seperti mimpi ketika ia berjalan disisi Yesus menyaksikan mujizat-mujizat terbesar sepanjang abad. Tentunya pengalaman berjalan diatas air tidak akan pernah dia lupakan. Ia tersanjung bisa mendampingi Raja orang Yahudi. Ia tidak beranjak ketika orang lain mulai mengundurkan diri. Dari yang tadinya polos, iapun mulai punya mimpi yang besar. Mungkin sudah waktunya Israel bebas dari penjajahan Romawi.

Namun impiannya hancur, bersamaan dengan tersalibnya Raja orang yahudi yang begitu dikaguminya. Tapi itu bukan kegagalan terbesar. Yang paling buruk adalah ketika ia tak dapat membuktikan kesetiaannya pada Guru yang sangat dikasihinya itu. Ia tak dapat memaafkan dirinya setelah menyangkal Yesus dihadapan seorang hamba perempuan. Ia kecewa. Ia gagal. Ia takut. Tuduhan dan penyesalan bercampur aduk. Semua sudah berakhir. Bila ada yang berbicara tentang kehilangan harapan, Ia tahu rasanya. Bila ada yang bertanya tentang bagaimana rasanya putus asa, Ia dapat menjawabnya.

Lalu, kejadian selanjutnya benar-benar di luar dugaan. Ya, Yesus bangkit!!. Semua tercengang. Semua terkejut. Ia juga. Tapi ia telah gagal. Ia telah mengecewakan Sang Guru yang dikaguminya. Cukup sudah..... Kembali dia mengambil jalanya, menarik perahunya dan berbalik ke kehidupan lamanya.

Namun Tuhan tidak membiarkan Petrus mengambil pilihan bodoh. Kunjungan-Nya kali ini adalah untuk Petrus. Untuk mengatakan kalau Petrus masih diberi kesempatan. Jauh di dalam diri nelayan sederhana yang kasar, yang sedang bergumul hebat dengan rasa tertuduh, tersimpan potensi seorang Penjala manusia. Jala pertamanya menampung 3000 jiwa lebih. Dibalik kepolosan seorang yang tidak terpelajar, ia calon pengkotbah yang penuh kuasa. Dalam ketidakmampuan Petrus, perjanjian abadi masih berlaku.

“Di atas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku”

Sahabat, semua orang pernah gagal. Petrus pernah. Saya juga. Mungkin juga anda. Tapi Kristus tidak rela membiarkan anda mengambil pilihan bodoh. Bangkitlah..Ia masih mempercayai anda.
Zia yooo!!!

When it becomes hard...

After a thousand words I shared
I don’t have question to ask anymore
Or any wish to remind
This way is really hard for me
It’s not easy for me to obey...
And too difficult to understand...
So much fear
So much tear
Breaking my dreams
And sometimes I feel I can’t...
To stay strong, stand alone

Nobody here
To help me againts my lonely...
When I think it’s all failed..
I guest to cooling down
Let it go away...

In the darkest night, I just want to trust
That You never let me down
Also the true love never change
Hold me in to Your embrace

I lift my hands seeking for Your Grace
I put my scared in to Your Throne
I need You to stay here with me
I want Your love fill into the deepest heart.
Strenghthens me to keep fighting again
I wonder to always rejoice in the storm
My Healer...My Helper...My Hero !!
How I long for you

I don’t care how many times I failed
My wish will always Hoping the Best
Take my hand to walk together again...
Wherever You go, I want to obey
Please tell me that I can through this way

Be faithfull
Be stronger..more..
Be a winner !!!

Kreativitas Photo Editing TB Sunter


Febe ( Kelas XI IPA )


Ongky (Kelas XII IPA )


Dion & Felix ( Kelas XI IPA )




Kinta ( Kelas IX B Tunas Bangsa Sunter )






Amadis & Ben ( Kelas VIIIA Tunas Bangsa Sunter )












































Bila Pengampunan didefinisikan....


Pengampunan bukanlah menutupi rasa sakit
Pengampunan mengakui rasa sakit itu memang ada
Tetapi bersedia untuk disembuhkan
Pengampunan bukanlah membenarkan kesalahan
Pengampunan mengakui telah diperlakukan tidak adil
Tetapi bersedia untuk tidak menuntut balas

Pengampunan tidak berarti bersedia menjadi korban
Melainkan sebuah keputusan untuk menang dari luka-luka
Pengampunan tidak berarti menerima dengan pasrah
Melainkan sebuah pilihan untuk menjadi bijak
Pengampunan bukanlah sikap hati yang lemah
Melainkan bukti kekuatan respon yang dewasa

Pengampunan bersedia melepaskan hak
Untuk marah
Untuk meyimpan rasa sakit
Untuk membenarkan diri
Untuk menjatuhkan vonis
Untuk menuntut balas
Pengampunan mengambil tanggung jawab
untuk berdamai dengan diri sendiri

Pengampunan membangun reruntuhan kehidupan yang hancur
Merajut kembali hati yang patah
Menghadirkan kasih yang tak pernah gagal
Dan tidak mengizinkan kepahitan tinggal lebih lama

Pengampunan mecegah depresi berkunjung
Mempertahankan diri dari virus penyakit
Dan menghindarkan bahaya sengatan maut

Pengampunan tidak cukup dilakukan sekali-kali
Tetapi ditetapkan terus menerus

Pengampunan tersenyum pada masa lalu
Dan tertawa untuk hari depan
Juga mengembalikan keindahan hari ini
Pengampunan memproklamirkan kemerdekaan sejati
Di sepanjang rentang waktu kekekalan

Pengampunan tidak mustahil dilakukan
Bila dimulai dari Golgota....
By : Sylvia ( 20 Juni 2007 )